Bulan lalu, Level Infinite, cabang penerbitan global dari Tencent Games, mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan game MOBA mobile yang sangat dinantikan Honor of Kings seluruh dunia pada akhir tahun ini. Sesuai harapan, putaran pertama pengujian alpha dimulai pada 13 Juli di Mexico, memicu gelombang rasa ingin tahu dan kegembiraan di antara para pemain di seluruh dunia.
Menurut laporan dari komunitas, fase uji coba di masa depan mungkin juga akan mencakup negara-negara seperti Brasil, Turki, dan Mesir. Di platform seperti YouTube dan Reddit, panduan tentang cara mengganti wilayah dan mengakses server Meksiko sedang viral—bukti betapa antusiasnya komunitas game internasional untuk menjelajahi judul ini.
Kesan Pertama: Gameplay yang Familiar, Lokalisasi yang Dipikirkan dengan Matang
Sementara Honor of Kings sedang melakukan debut globalnya, ini bukan upaya pertama Tencent untuk membawa judul MOBA-nya ke luar negeri. Pada tahun 2016, perusahaan merilis Arena of Valor (AoV)—sebuah MOBA lokal yang dikembangkan oleh TiMi Studio Group—yang menemukan kesuksesan sedang di pasar Barat.
Sebaliknya, Honor of Kings adalah adaptasi langsung dari China King of Glory", salah satu game mobile paling populer dan memiliki makna budaya penting di negara ini. Versi global mengikuti dengan ketat gameplay inti, visual, dan desain keseluruhan dari versi asli, sambil melakukan perubahan lokalisasi utama agar lebih sesuai untuk audiens internasional.
Misalnya, sebagian besar pahlawan mempertahankan nama asli mereka dalam bahasa Cina yang ditulis dalam pinyin (misalnya, Hou Yi, Dian Wei, Da Ji), meskipun beberapa, seperti Wu Yen Gunakan bentuk romanisasi yang lebih mudah dikenali. Keputusan untuk mempertahankan nama-nama asli menunjukkan rasa hormat yang kuat terhadap akar Tiongkok dari game ini.
UI, kontrol, dan keseluruhan nuansa tetap sangat familiar bagi siapa saja yang pernah bermain MOBA sebelumnya: skema kontrol joystick ganda, tombol kemampuan klasik, dan terminologi yang diterima luas seperti Flash, Heal, dan Recall. Ini membuatnya sangat mudah bagi pemain baru untuk masuk ke dalam game, bahkan jika mereka belum pernah mencoba versi China.
Mekanik yang Diperbarui, tapi Belum Ada Daftar Hero Lengkap (Belum)
Salah satu kekhawatiran utama para pemain internasional adalah apakah Honor of Kings akan menjadi versi yang dipangkas dari versi asli Tiongkok. Untungnya, ini bukanlah kasusnya.
Mekanisme seperti pengurangan kerusakan turret selama menit-menit awal, bonus emas spesifik jalur, dan bantuan penargetan otomatis semua telah dipertahankan. Fitur kecil namun signifikan ini membantu menjaga keseimbangan dan ritme permainan, sama seperti pada versi Tiongkok.
Saat ini, versi uji coba mencakup 63 pahlawan yang dapat dimainkan, dibandingkan dengan lebih dari 110 pahlawan yang tersedia dalam versi Tiongkok. Namun demikian, kumpulan pahlawan sangat beragam dan mencakup tokoh ikonik seperti Mai Shiranui, Nakoruru, dan Ukyo Tachibana—karakter berlisensi dari seri Samurai Shodown milik SNK.
Namun, ada beberapa perbedaan yang mencolok. Beberapa pahlawan telah diubah atau diganti. Misalnya, Zhu Bajie dan Niu Mo Wang dari versi Cina sekarang diwakili sebagai Ata dan Lumburr, kemungkinan karena latar belakang budaya mereka yang spesifik. Juga, beberapa desain karakter telah disesuaikan secara visual. Xiao Qiao", misalnya, terlihat lebih seperti wanita muda tinggi dan modis dalam versi ini, dibandingkan dengan penampilannya yang lebih kecil dan terinspirasi anime di versi aslinya.
Redesain halus ini menunjukkan tindakan penyeimbangan yang hati-hati—mempertahankan pesona asli game sambil menyesuaikan dengan preferensi estetika global.
Mempersiapkan Panggung untuk Esports Global
Dari sudut pandang saya sebagai gamer lama dan penggemar esports, jelas bahwa Honor of Kings lebih dari sekadar permainan—ini adalah bagian dari rencana besar Tencent untuk mengglobalisasi ekosistem esports MOBA-nya.
Judul MOBA sangat cocok untuk esports karena kedalaman strategisnya dan tampilan atas yang ramah bagi penonton. League of Legends dan Dota 2 telah menetapkan standar emas untuk kompetisi internasional. Honor of Kings telah membangun scene profesional yang berkembang pesat di China, dengan liga KPL-nya menarik jutaan penonton.
Membawa permainan ke audiens global tidak hanya memperluas basis pemain tetapi juga membuka pintu untuk kompetisi lintas regional, meta bersama, dan berpotensi liga esports terpadu—sesuatu yang bisa secara fundamental mengubah lanskap MOBA global.
Pernyataan Budaya: Menampilkan Yun Ying sebagai Wajah dari Game
Menariknya, berbeda dengan versi Tiongkok yang selalu menggunakan Arthur —seorang ksatria bergaya Barat—sebagai tokoh promosi utamanya, versi uji coba global dari Honor of Kings menampilkan Yun Ying, seorang pejuang wanita dari Dinasti Tang, sebagai pahlawan sampulnya.
Dengan tombak panjangnya, kepribadian yang berani, dan desain visual yang khas Tiongkok, Yun Ying berfungsi sebagai simbol budaya yang kuat. Pergeseran yang disengaja dari citra pahlawan Barat ke Tiongkok ini tampaknya mencerminkan niat Tencent untuk menyajikan cerita asli Tiongkok kepada audiens global—bukan melalui mitologi atau buku sejarah, tetapi melalui hiburan digital yang sangat mudah diakses.
Debut Global yang Menjanjikan untuk Raksasa Tiongkok
Sementara Honor of Kings masih dalam pengujian awal, kesan pertama sangat kuat. Lokalisasi dilakukan dengan baik, gameplaynya halus, dan elemen budaya dihormati serta disengaja.
Jika Anda penggemar MOBA seperti LoL: Wild Rift atau Mobile Legends, dan Anda mencari sesuatu yang segar namun familiar—dengan cita rasa Timur yang khas—Honor of Kings sangat layak untuk diperhatikan.
Seiring game ini diluncurkan ke lebih banyak negara dalam beberapa bulan mendatang, satu pertanyaan tetap ada: Bisakah sebuah game mobile yang sangat berakar pada budaya Tiongkok menjadi fenomena esports global? Berdasarkan uji coba alpha awal ini, jawabannya mungkin saja ya.